Oleh: Lek Iwan
Setiap kali membaca headline media massa, yang terbaca adalah berita tentang kekejaman Zionis Israel kepada warga Palestina di Gaza. Hari ini agresi militer memasuki hari yang ke-23. Bermacam persenjataan Israel (=made in USA) yang dipergunakan alam agresi kali ini. Mulai dari senjata artileri, peluru kendali 'pintar' dan yang terakhir adalah penggunaan serbuk phosphor putih yang bersifat membakar dan termasuk bahan yang dilarang dalam peperangan.
Yang paling membuat hati sakit adalah, kenyataan bahwa saat ini HAMAS berjuang seorang diri! Negara-negara Arab semuanya bungkam, hanya berani mengumbar sumpah serapah tanpa arti! Entah berapa lama lagi perang ini akan berlanjut. Berapa lagi korban Israel yang akan terus berjatuhan? Hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui.
Jika kita menengok lagi ke belakang beribu tahun yang lalu, sebenarnya Israel (bani Israel) memang bangsa yang 'perlu selalu dibimbing' oleh para Rasul. Dalam mitosnya, Israel adalah bangsa yang paling disayang oleh Tuhan. Tetapi dalam kenyataannya, Israel adalah bangsa yang berpotensi berbuat kerusakan di dunia ini. Jadi kehadiran Rasul di tengah bani Israel ini adalah sebagai petunjuk jalan, panutan supaya tidak melenceng dari jalan-Nya.
Dalam bahasa guyonan, bani Israel digambarkan sebagai bangsa yang 'ngeyel' bin 'ndableg' (bandel) terhadap Rasul Allah. Banyak riwayat yang menceritakan mengenai sifat khas ini. Al Qur'an mengabadikannya dalam kisah mengenai sapi betina di zaman Nabi Musa As. (QS. Al Baqarah). Kalimat yang terkenal dari bangsa Israel kepada Nabi Musa pada saat mereka tidak sabar atas ujian Allah : "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami." Perhatikan penggalan kata "Tuhanmu", dimana kata "Tuhan" diberikan kepada "orang kedua tunggal" tanpa mau mengikut sertakan kalimat "kami" (Tuhan kami). Terdapat perbedaan yang jauh dari segi makna antara kalimat "Tuhanmu" dan kalimat "Tuhan kami". Seakan mereka mengatakan "Tuhan kamu saja" bukan "Tuhan kami".
Bani Israel memang sangat mudah untuk menyimpang dari ajaran Allah SWT. Hanya ditinggal beberapa hari oleh Nabi Musa yang mendapat wahyu dari Allah, akal sehat bangsa israel mulai hilang. Dibuatnya patung anak sapi (Hathor) sebagai Tuhan yang baru. Pada saat akan memasuki tanah Palestina pun umat Nabi Musa ini enggan untuk berperang, sehingga diharamkan memasuki wilayah tersebut selama 40 tahun. Kondisi 'diaspora' ini berakhir dan menjadi masa keemasan ketika Nabi Daud As memimpin kerajaan bani Israel. Sepeninggal Sulaiman As (Putra Nabi Daud), Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.Israel kembali terpecah dan berbuat menyimpang dari ajaran Tauhid. Allah SWT menghukumnya dengan membiarkan Bangsa Assyria, Babilonia dan Romawi menghancurkan dan menghinakan bangsa Israel.
Bani Israel yang beragama Yahudi sangat terkenal sebagai bangsa pembunuh. Betapa banyaknya para nabi diturunkan ke tengah-tengah Bani Israil, kaumnya Nabi Musa a.s., untuk mengembalikan mereka ke jalan ketauhidan. Namun kaum Yahudi yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan, bahkan banyak melakukan pembunuhan terhadap para nabi Allah. Nabi Zakaria a.s. dibelah badannya, Nabi Yahya a.s. dipenggal kepalanya, dan sebagainya. Jadi kalau saat ini Israel membantai bangsa Palestina, bukanlah barang yang istimewa bagi mereka.
Kekejaman tentara zionis Israel terhadap warga di Gaza memang harus segera dihentikan. Seharusnya, para pemimpin negara muslim sebagai pelopor perjuangan. Sayang sekali, para pemimpin itu adalah begundal dari Amerika Serikat yang memberikan dukungan penuh kepada Israel.
* Penulis adalah seorang Blogger (http://gamingnow.tk)
Jika kita menengok lagi ke belakang beribu tahun yang lalu, sebenarnya Israel (bani Israel) memang bangsa yang 'perlu selalu dibimbing' oleh para Rasul. Dalam mitosnya, Israel adalah bangsa yang paling disayang oleh Tuhan. Tetapi dalam kenyataannya, Israel adalah bangsa yang berpotensi berbuat kerusakan di dunia ini. Jadi kehadiran Rasul di tengah bani Israel ini adalah sebagai petunjuk jalan, panutan supaya tidak melenceng dari jalan-Nya.
Dalam bahasa guyonan, bani Israel digambarkan sebagai bangsa yang 'ngeyel' bin 'ndableg' (bandel) terhadap Rasul Allah. Banyak riwayat yang menceritakan mengenai sifat khas ini. Al Qur'an mengabadikannya dalam kisah mengenai sapi betina di zaman Nabi Musa As. (QS. Al Baqarah). Kalimat yang terkenal dari bangsa Israel kepada Nabi Musa pada saat mereka tidak sabar atas ujian Allah : "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami." Perhatikan penggalan kata "Tuhanmu", dimana kata "Tuhan" diberikan kepada "orang kedua tunggal" tanpa mau mengikut sertakan kalimat "kami" (Tuhan kami). Terdapat perbedaan yang jauh dari segi makna antara kalimat "Tuhanmu" dan kalimat "Tuhan kami". Seakan mereka mengatakan "Tuhan kamu saja" bukan "Tuhan kami".
Bani Israel memang sangat mudah untuk menyimpang dari ajaran Allah SWT. Hanya ditinggal beberapa hari oleh Nabi Musa yang mendapat wahyu dari Allah, akal sehat bangsa israel mulai hilang. Dibuatnya patung anak sapi (Hathor) sebagai Tuhan yang baru. Pada saat akan memasuki tanah Palestina pun umat Nabi Musa ini enggan untuk berperang, sehingga diharamkan memasuki wilayah tersebut selama 40 tahun. Kondisi 'diaspora' ini berakhir dan menjadi masa keemasan ketika Nabi Daud As memimpin kerajaan bani Israel. Sepeninggal Sulaiman As (Putra Nabi Daud), Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.Israel kembali terpecah dan berbuat menyimpang dari ajaran Tauhid. Allah SWT menghukumnya dengan membiarkan Bangsa Assyria, Babilonia dan Romawi menghancurkan dan menghinakan bangsa Israel.
Bani Israel yang beragama Yahudi sangat terkenal sebagai bangsa pembunuh. Betapa banyaknya para nabi diturunkan ke tengah-tengah Bani Israil, kaumnya Nabi Musa a.s., untuk mengembalikan mereka ke jalan ketauhidan. Namun kaum Yahudi yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan, bahkan banyak melakukan pembunuhan terhadap para nabi Allah. Nabi Zakaria a.s. dibelah badannya, Nabi Yahya a.s. dipenggal kepalanya, dan sebagainya. Jadi kalau saat ini Israel membantai bangsa Palestina, bukanlah barang yang istimewa bagi mereka.
Kekejaman tentara zionis Israel terhadap warga di Gaza memang harus segera dihentikan. Seharusnya, para pemimpin negara muslim sebagai pelopor perjuangan. Sayang sekali, para pemimpin itu adalah begundal dari Amerika Serikat yang memberikan dukungan penuh kepada Israel.
* Penulis adalah seorang Blogger (http://gamingnow.tk)
0 komentar
Posting Komentar